45 Hari Mengejar IELTS #4: Scoring Time


Sebelumnya, pernah saya tuliskan sekitar tiga pekan perjalanan mengenal IELTS, si tes yang selalu hits di kalangan scholarship hunters. Lalu sekitar dua minggu saya membebaskan pikiran terlebih dahulu dari IELTS, hingga pada akhirnya, 8 November 2016 saya kembali ke tanah Kediri untuk memulai satu sesi les terakhir di Global English sebelum menghadapi real test. Kelas ini akrab di telinga para member les dengan nama "Scoring".

Apa itu kelas Scoring?

Scoring (menurut saya) adalah sesi les yang kegiatannya berupa simulasi tes IELTS. Biasanya kelas ini diambil oleh orang-orang yang sudah mengikuti kelas preparation sebelumnya atau yang tidak lama lagi akan mengikuti real test. Total durasi scoring selama dua minggu (bisa juga ditambah lagi, kalau merasa belum cukup). Selama dua minggu itu, peserta les setiap harinya akan masuk kelas pagi untuk mengerjakan 3 section (listening [L], reading [R], dan writing [W]) nonstop selama kurang lebih 3 jam. Lalu dilanjutkan kelas siang yang merupakan sesi pembahasan dan sering juga diisi practice speaking. Begitu seterusnya hingga periode scoring berakhir.

Kenapa harus ikut kelas Scoring?
Bagi saya pribadi yang memiliki waktu persiapan tidak terlalu panjang untuk menghadapi real test IELTS, penting bagi saya untuk memperbanyak latihan sebelum menghadapi tes yang sebenarnya. Kelas scoring ini dikondisikan seperti real test sehingga nantinya diharapkan tidak akan kaget ketika menghadapi real test. Beberapa manfaat yang saya dapatkan dengan ikut kelas ini antara lain:

  • Melatih endurance. Ikut kelas scoring artinya harus mempersiapkan leher yang setiap harinya menunduk selama kurang lebih 3 jam, duduk dengan konsentrasi penuh juga selama 3 jam, serta tangan menulis dengan kecepatan yang terukur selama 1 jam. Bayangkan ketika real test IELTS nanti, kita akan berhadapan dengan soal yang mencakup tiga bagian (L, R, W) selama tiga jam. Jika kita belum terbiasa, dikhawatirkan nantinya malah muncul rasa lelah dan ngantuk. Padahal saat itu adalah real test yang akan menentukan score kita nantinya. Maka, kelas scoring menjadi salah satu sarana melatih endurance ketika dihadapkan pada situasi "tak terduga" di 3 jam itu. 
  • Mengenal berbagai tipe soal IELTS. Periode kelas scoring yang lamanya sekitar 2 minggu, akan membuat kita menghadapi setidaknya 12 tipe jenis soal IELTS yang berbeda setiap harinya. Dan tipe soal scoring yang biasanya disediakan oleh Global English berada pada taraf kesulitan C1 atau C2, yang artinya kurang lebih sangat sulit. Bukan soal yang biasanya beredar secara luas di internet baik itu dari Cambridge 1-11, atau sumber soal lainnya. Entah dari mana soal itu berasal. Hanya tutor dan Allah yang tau :(
  • Mengetahui perkembangan score. Soal yang kita kerjakan di pagi hari, bisa kita ketahui score-nya di siang hari karena sesi tersebut khusus koreksi soal dan pembahasan. Bahkan, hasil writing dan speaking kita pun bisa mendapatkan feedback dan perkiraan score dari si tutor. Dari situ kita bisa membuat grafik  harian score IELTS kita sebagai perkiraan hasil real test nanti berapa. Katanya sih, kalau ketika scoring kita sudah stabil di satu titik score, maka selisihnya dengan score real test nanti adalah 0,5, bisa lebih besar atau lebih kecil. Tergantung situasi dan kondisi lapangan saat kita menghadapi real test.
Ya kurang lebih itu manfaat yang saya dapatkan dari scoring IELTS. Dan ini murni pengalaman pribadi. Harap maklum jika ada perbedaan pendapat hehe.

Bagaimana jika kita tidak berkesempatan mengikuti kelas Scoring di Pare?
Tidak semua orang memiliki waktu dan kesempatan untuk berangkat ke Pare. Tidak usah khawatir. Sebetulnya kelas scoring ini bisa kita desain sendiri, caranya:
  • Tentukan durasi scoring sebelum real test. Siapkan waktu scoring minimal 2-3 minggu sebelum tanggal real test yang akan kita jalani. Tentu sebelum masa 2-3 minggu ini kita sudah harus memiliki bekal yang cukup untuk menguasai 4 section IELTS, sehingga masa 2-3 minggu ini betul-betul dimanfaatkan untuk latihan menjelang real test.
  • Buat bank soal. Kumpulkan soal dari berbagai sumber dengan berbagai tingkat kesulitan, mulai dari yang paling mudah hingga yang paling sulit. Hal ini akan memudahkan periode scoring karena semua soal sudah tersedia dan kita hanya perlu langsung mengerjakan tanpa harus mencari-cari soal lagi. 
  • Siapkan amunisi scoring. Cetak semua soal dan lembar jawaban paling tidak untuk persediaan selama 3-4 hari ke depan. Begitu pun alat tulis, meja dan kursi, speaker, dll. Untuk scoring ini, jangan mengandalkan belajar atau mengisi soal hanya melalui layar laptop atau handphone
  • Konsisten dengan 3 jam/hari dan kondisikan seperti real test. Misalnya: duduk di kursi, mengerjakan soal di meja, siapkan pensil dan penghapus, atur timer, dan jika ada bisa menggunakan speaker untuk sesi listening. Sebisa mungkin tidak menggunakan headphone/headset untuk membiasakan suasana audio ketika real test nantinya. Kerjakan tiga section (L, R, W) selama tiga jam berturut-turut tanpa jeda. Alokasi waktu biasanya: L=40-45 menit; R=60 menit; W=60 menit. Setelahnya bisa mulai latihan speaking di luar waktu 3 jam tersebut.
  • Minta bantuan teman. Khusus sesi speaking dan writing, mintai bantuan teman kita yang bisa mengoreksi kedua sesi tersebut, karena kedua sesi ini menurut saya sangat membutuhkan partner yang bisa memberikan feedback kepada kita. Untuk sesi speaking, bisa memanfaatkan Skype dan cari ID: IELTS EXAMINER Partner. Biasanya banyak orang India yang sering bisa menjadi partner speaking melalui Skype. 
  • Analisis hasil scoringBuat grafik hasil scoring kita setiap harinya untuk mengamati pergerakan score kita seperti apa.

Lalu bagaimana pengalaman pribadi saya ketika mengikuti periode scoring?
Saya mengikuti kelas scoring ini pada tanggal 10 - 22 November 2016. Kurang lebih dua minggu berjibaku dengan soal-soal IELTS dengan berbagai tingkat kesulitan. Hampir bosan dan lelah rasanya. Tapi sejujurnya saya merasa periode ini sangat bermanfaat untuk melatih kesiapan saya dalam menghadapi real test IELTS yang akan dilaksanakan tanggal 26 November 2016.

Scoring ini dilaksanakan di IELTS Center, Global English. Secara fasilitas sudah cukup baik dengan kursi dan meja yang sudah disetting untuk 1 orang/set, audio berada di langit-langit, dan ruangan yang kedap suara (anti gema). Kurang lebih keseharian saya setiap harinya selama 2 minggu tersebut adalah:
  • 07.00 - 10.00 Masuk kelas dan langsung berhadapan dengan soal Listening, Reading, dan Writing
  • 13.00 - 16.00 Koreksi jawaban kelas pagi dan dilanjutkan dengan pembahasan soal (biasanya writing) dan latihan speaking
  • 19.00 - 21.++ Karena saya ikut paket supercamp, maka saya masih mendapatkan personalized training atau PT, yaitu kelas personal dengan tutor yang sama setiap harinya, yang bisa juga disebut sebagai wali kelas kami. Saat itu, tutor PT saya adalah Mr Muhtar. Sebuah kesempatan yang luar biasa mengingat beliau merupakan salah satu legenda IELTS di Pare yang sebetulnya sudah lama tak mengajar karena sudah ada di bagian manajemen, namun waktu itu "rela" mengajar kembali demi mempersiapkan adik-adik ADP IELTS untuk menghadapi real test. Alhamdulillah :))
Gambaran suasana scoring di IELTS Center, GE
pict source: instagram Global English
Begitulah seterusnya sampai akhirnya periode scoring berakhir. Terlihat sulit? Ah tidak juga, kalau sudah terlewati :D
Bagi saya pribadi, mempersiapkan real test sebaik mungkin adalah salah satu kunci jika ingin berhasil menaklukan IELTS. Ada banyak cara untuk mempersiapkannya. Mulai dari yang les berbulan-bulan demi skor yang sesuai target, hingga yang cukup mengandalkan aplikasi dari playstore selama kurang dari sebulan dan ternyata hasilnya sangat baik. Semua kembali pada kebutuhan diri masing-masing. Namun pada intinya, practice makes perfect. Jika ada kesempatan mempersiapkan sebaik mungkin, mengapa tak dicoba? 😄

Tiga hari setelah scoringreal test IELTS menanti saya dan teman-teman yang lain. Seperti apakah tes waktu itu? Akan saya tuliskan di judul selanjutnya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Datang ke Dunia, Anak Kedua Kami!

Thank you so much, 2020!

Tak Ternilai Harganya...