11 Hal yang Dilakukan Setelah Lolos StuNed (Studeren in Nederland) Scholarship di Wageningen University and Research (WUR)

Hallo allemaal!
Tak terasa kini sudah masuk bulan dua tahun 2018. Sudah lebih dari 180 hari pun saya hidup di Wageningen, menjalani tiga periode perkuliahan, dan tepat esok hari akan memasuki period 4 ^^

Ya, akhir-akhir ini, kabar pembukaan beasiswa sedang berseliweran di berbagai media sosial. Awal tahun memang begini trend-nya, termasuk beasiswa StuNed intake 2018 yang pendaftarannya akan ditutup tanggal 15 Maret 2018. Ihiiy bentar lagi euy.

Di tulisan kali ini, saya bukan ingin berbagi tips dan trick supaya lulus StuNed, karena di tulisan sebelumnya saya sudah menuliskan pengalaman ketika seleksi beasiswa ini, ditambah ada banyak tulisan lain yang bisa dijadikan referensi buat yang mau daftar beasiswa ini. Di akhir tulisan ini sedikit saya berikan juga beberapa link blog dan vlog yang isinya menceritakan perjalanan teman-teman dan kakak-kakak awardee ketika menjalani seleksi StuNed.

Yes kembali ke pokok cerita, sesuai judul, saya ingin menceritakan beberapa hal yang saya lakukan ketika menerima kabar lolos seleksi beasiswa ini. Tulisan ini didasari oleh pengalaman pribadi, dulu ketika saya menerima pengumuman kelulusan, saya mencoba mencari tulisan-tulisan di blog yang isinya menceritakan hal ini, sayangnya saya merasa belum menemukan apa yang saya cari 😂. Jadi, mudah-mudahan ini bisa bermanfaat untuk yang sedang membaca, terkhusus yang berniat daftar StuNed (semoga kamu yang dicari StuNed tahun ini, aaamiin). Hmm yaa walau setiap tahun bisa jadi ada perubahan berbagai prosedur setelah pengumuman, tapi setidaknya sedikit cerita mungkin ada yang mirip :D.

Langsung saja, ini dia beberapa hal yang saya lakukan ketika mendapat pengumuman StuNed 2017, sampai tiba di Wageningen 2,5 bulan selanjutnya.

1. Mengabari keluarga inti dan orang-orang terdekat
Ini rasanya tahap yang pasti semua orang akan lakukan ketika mendapat kabar baik ya. Terlebih, saat itu posisi saya sedang di rumah, jadi keluarga inti langsung tahu beberapa menit setelah pengumuman saya terima. Selanjutnya, saya mengabari beberapa orang terdekat, dan ini betul-betul hanya ke beberapa orang saja, terutama yang tahu kalau saya sedang dalam proses lamar melamar beasiswa. Termasuk ke beberapa teman yang bertanya secara langsung, baru saya kabarkan kalau saya lulus.

Sebetulnya, saya saat itu ingin "merahasiakan" terlebih dahulu kabar ini sampai saya betul-betul sudah tanda tangan award letter dengan StuNed. Saya saat itu merasa takut, kalau-kalau pengumuman ini mungkin "salah alamat" 😅 Konyol memang, tapi itulah yang terjadi. Saya masih belum percaya kalau mimpi dan doa saya terkabul heuheu.

2. Mencari kontak awardee yang lain
Saat itu saya rasanya ingin sekali rasanya berkomunikasi dengan awardee yang lain, tapi sayangnya saya pun tidak tahu siapa saja mereka yang lolos. Sampai akhirnya, tidak berapa lama setelah pengumuman, saya yang saat itu tergabung di banyak whatsapp grup (WAG) dan telegram berbagai beasiswa, melihat satu postingan di grup Telegram dari seseorang yang secara tidak langsung mengabarkan kalau dia lolos StuNed juga. Langsung saya kirim private message (PM) saat itu juga!

Mengapa saya saat itu mencari kontak awardee yang lain? Bagi saya ini penting, pertama untuk sama-sama melihat email pengumuman masuk, kira-kira isinya sama atau nggak, kalau sama berarti si pengumuman itu gak salah alamat 😂. Selanjutnya, untuk saling berkoordinasi di tahap-tahap selanjutnya. Jujur saya saat itu agak waswas, karena saya hanya punya waktu sekitar 2,5 bulan untuk mempersiapkan semua hal berkaitan keberangkatan saya (FYI pengumuman StuNed saat itu 2 Juni 2017, dan saya berangkat ke Wageningen tanggal 15 Agustus 2017). Jadi rasanya perlu juga ada teman-teman yang sama sedang berjuang di tahap yang sama. Bahkan akhirnya kami putuskan membuat semacam jarkoman yang isinya kurang lebih "Bagi yang lolos StuNed bisa menghubungi X di nomor 08xxx agar bisa bergabung di WAG awardee StuNed". Dan tidak lama kemudian WAG awardee semakin ramai dan segala macam informasi pun bisa saling memberi tahu di grup tersebut.

3. Mencari kontak calon mahasiswa yang akan intake di tahun yang sama ke kampus yang sama
Di tahap ini, saya tidak melakukannya sendiri, tapi saya tiba-tiba dimasukkan satu WAG bernama WUR SEPT 17. Oh jadi itu grup semua awardee berbagai beasiswa yang akan intake Sept 2017, yang artinya nanti mereka semua yang akan menjadi teman-teman angkatan saya di WUR. Ternyata, teman saya yang lain (red: Adhiet) berinisiatif mencari informasi WAG ini, dan setelah terhubung dengan calon mahasiswa WUR yang lain, diapun mengundang saya ke WAG ini.

Dan, di grup ini semua informasi berseliweran setiap harinya. Terutama informasi yang berhubungan dengan persiapan yang harus dilakukan untuk keberangkatan, mulai dari cari housing, info pembuatan visa, perlengkapan yang perlu dibawa, dan informasi lainnya. Di grup ini banyak teman-teman yang sudah lama memulai proses persiapan keberangkatan, juga ada kakak-kakak dan teman-teman dari PPI Wageningen yang juga membantu kami yang seringkali kebingungan mencari informasi yang valid.

4. Mengikuti berbagai acara yang sudah disusun oleh NESO untuk awardee StuNed
Sekitar 1 minggu setelah menerima email pengumuman, kami para awardee kemudian mendapat pemberitahuan terkait berbagai acara yang wajib diikuti oleh awardee StuNed. Saat itu, ada 3 acara yang disediakan oleh NESO, yaitu:
1. Welcoming session, sekitar 2 minggu setelah pengumuman
2. Les bahasa dan budaya Belanda yang secara gratis disediakan oleh NESO untuk para awardee, ini sifatnya tidak wajib
3. Pre-departure briefing (PDB), atau persiapan keberangkatan. Kalau tidak salah, sekitar 10 hari sebelum keberangkatan. Ini dia cuplikan PDB 2017: PDB2017

Semua acara tersebut disusun untuk penyampaian informasi, tanda tangan award letter, dan juga persiapan keberangkatan lainnya. Ada bonus bahkan di acara ketiga bagi awardee StuNed, yang paling berkesan adalah sesi terakhir PDB, di mana semua StuNed scholarship management team memberikan suatu persembahan bagi kami para awardee 💗

5. Membuat visa
Setelah kita resmi menjadi awardee, tuition fee sudah dibayar oleh penyedia beasiswa, maka pihak kampus biasanya akan langsung memberikan informasi lanjutan terkait tahap yang harus dilakukan oleh calon mahasiswa, terkhusus kampus Wageningen yang memang saya sendiri mengalaminya. Dan visa ini menjadi salah satu yang paling penting.

Saat itu, pembuatan visa kami dibantu oleh pihak kampus sehingga tahapannya lebih mudah. Kami hanya perlu datang dua kali ke Kedutaan Besar Belanda, yang pertama untuk biometrik (foto, tanda tangan, konfirmasi identitas, dll), lalu yang kedatangan kedua untuk mengambil visa. Tahap ini biasanya berlangsung normal sekitar 2 minggu.

Cerita lainnya, kasus saya berbeda dengan teman-teman calon mahasiswa WUR yang lain. Jadi, kita hanya bisa datang ke Kedubes kalau sudah ada email konfirmasi dari SSC International Office WUR. Saat itu, saya datang ke Kedubes sekitar 4 hari setelah menerima email visa approved, tapi entah bagaimana ini bisa terjadi, kata petugas Kedubes data saya tidak ada. Padahal jelas saya sudah menerima konfirmasi dari kampus. Deeegg, parnolah saya saat itu. Takut gak jadi berangkat wkwk. Akhirnya pihak petugas meminta saya mengirim email kembali ke pihak kampus dan mengabarkan kondisi saya. Alhamdulillah, respon kampus sangat cepat dalam membantu kekeliruan ini. Sekitar 3 hari kerja setelah kedatangan pertama, saya kemudian datang lagi ke Kedubes, dan yeaaay data saya sudah ada di Kedubes :D

Ternyata, kasus seperti ini memang pernah terjadi di kakak angkatan sebelum saya, dan biasanya (dari kasus 2 tahun berturut-turut), hanya satu orang yang mengalami kasus ini dari banyaknya mahasiswa yang akan intake di tahun itu. Saya tidak tahu persis alasan saya kenapa, tapi senior saya mengalami kasus ini karena pihak IND (imigrasi Belanda) salah mengirimkan dokumen yang harusnya ke Indonesia, malah ke India. Yaa make sense sih, huruf depan kedua negara itu kan sama 😁

Intinya, gak perlu takut dan khawatir ya teman-teman, yang penting sudah mengikuti semua proses dengan benar dan sesuai aturan, insyaAllah semuanya lancar :)

email approval visa dari kampus


konfirmasi ulang visa

6. Mencari housing
Nah ini dia tahap yang membuat semua orang riweuh, maklum lah karena berurusan dengan tempat tinggal kita di Belanda nanti. Untuk di kampus WUR, pihak kampus bekerja sama dengan idealis  sebagai salah satu penyedia housing di Wageningen. Cari housing di sini sama kayak cari barang di online shop hihi. Pihak idealis akan memajang berbagai macam housing yang tersedia, dan kita tinggal pilih preferensi tempat tinggal kita. Eh tapi tidak semudah itu, karena kita harus bersaing dengan ratusan (atau mungkin ribuan?) orang untuk mendapat housing. Jadi kita baru bisa dapat tempat tinggal kalau sudah ada konfirmasi dari pihak idealis bahwa kita berada di ranking pertama untuk tinggal di tempat itu. Yaa cerita tentang pencarian housing ini harus di bagian terpisah. Tapi inti yang ingin saya sampaikan adalah, subscribe dan buat akun sesegera mungkin setelah status kita jelas bahwa kita akan menjadi mahasiswa WUR dengan beasiswa X/sumber dana Y di tahun tersebut. Waktu subscribe kita di situs ini menjadi salah satu penentu kalau kita mau dapat housing,

7. Legalisasi akta kelahiran
Nah, tahapan ini sebetulnya tidak lagi berlaku bagi mahasiswa WUR sejak Sept 2017 karena pihak Gementee (semacam kantor kecamatan mungkin ya) Wageningen tidak meminta berkas ini lagi. Tapi kebanyakan dari kami tetap melegalisasi akta dengan alasan security, daripada kenapa-kenapa nanti pas udah di Belanda kan ribet. Tapi pada faktanya, alhamdulillah urusan akta ini memang tidak lagi diminta, jadi untuk yang akan berangkat ke Wageningen, lebih baik ikuti saja segala aturan yang berlaku dan ditetapkan pihak kampus. InsyaAllah itu valid :)
Well, tahap legalisasi ini sendiri menurut saya cukup ribet. Melibatkan 3-4 institusi (Discukcapil, Kemenkumham, Kemenlu, dan Kedube Belanda bahkan bisa jadi sworn translator juga) dengan waktu legalisasi minimal 10 hari. Buat yang gak tinggal di Jakarta, memang proses ini menjadi lebih ribet karena harus bolak-balik Jakarta atau mencari suaka sementara di Jakarta.. Detail prosesnya saya sampaikan dari screenshot chat teman satu angkatan saya ya ^^
Credit to Qadry Rakhmawandy
Semua tahapan legalisasi akta di atas adalah yang proses yang berlaku di tahun 2017, segala peraturan bisa berubah.

8. Masuk grup Facebook "Forum Jual Beli"-nya mahasiswa WUR dan mahasiswa Indonesia di WUR
Nah ini juga tahap yang sesegera mungkin perlu dilakukan kalau sudah resmi akan intake kampus di tahun tersebut. Biasanya di dua grup tersebut banyak informasi senior-senior kita yang akan menghibahkan atau menjual barang-barang bekas yang dibutuhkan mahasiswa baru. Harganya masih terjangkau dan kualitasnya pun rata-rata masih bagus, malah banyak juga yang gratis. Kalau kita masuk lebih cepet di grup, kan jadinya bisa ngetag barang-barang lebih cepet :D

Contoh transaksi di ISP

Contoh transaksi di WSP. Ini barang pertama yang saya jual di grup ini. Alasan jual karena pengen punya sepeda yang lebih tinggi, ini kekecilan ternyata. Enam bulan sudah sepeda cantik itu membersamai saya.

9. Persiapan barang bawaan

Di tahap ini, saya banyak meminta bantuan ke teman-teman yang sudah duluan tinggal di Wageningen dan juga teman-teman seangkatan yang seringkali membagikan tips dan trick packing menuju Wageningen. Ada yang harus dibeli karena memang belum punya, ada pula yang akhirnya saya putuskan beli saat sudah di Wageningen berhubung bagasi saya terbatas. Kebetulan saat itu saya berangkat pakai pesawat KLM yang memberikan jatah bagasi 23 kg dan kabin 12 kg. Untungnya saat itu saya berangkat saat di Belanda sedang summer, sehingga jaket winter, gloves, syal dan winter stuff lainnya tidak memenuhi koper saya.

Berikut kurang lebih adalah barang yang saya bawa dari Indonesia ke Wageningen,
Bawaan total sekitar 35 kg (23 kg bagasi, 12 kg kabin)
Dari bawaan tersebut, yang menurut saya tidak perlu adalah bumbu-bumbu semacam ketumbar, lada, dll. Ternyata di sini semua bumbu super lengkap. Sisanya sejauh ini menurut saya semua cukup bermanfaat. Teman-teman saya yang lain banyak lho yang bawaannya lebih banyak karena memang jatah beban kopernya lebih banyak. Ada yang bawa ricecooker, lampu putih, winter stuff lengkap, dan ekstra oleh-oleh khas Indo untuk dikasih ke teman-teman internasional di Wageningen.

10. Dokter gigi dan potong rambut
Berdasarkan cerita dari kakak kelas, biaya potong rambut dan periksa ke dokter gigi di sini mahal hihi. Akhirnya saya memutuskan scalling gigi, tambal gigi, dan potong rambut di Indonesia sebelum berangkat.

11. Pamitan dan meminta doa restu 
Nah ini saya lakukan di sela-sela persiapan saya berangkat. Mulai dari pamitan ke teman-teman di Bogor dan Garut, dosen-dosen, dan keluarga. Saya akan meninggalkan Indonesia insyaAllah dalam waktu 2 tahun, jadi meminta doa restu sekaligus pamitan menurut saya tidak boleh dilewati selagi kita bisa melaksanakannya.


---

Ya, itu dia 11 poin rangkuman yang saya lakukan dalam jangka waktu sekitar 2.5 bulan sebelum saya berangkat. Saya yang pada awalnya merasa ragu dan khawatir dengan waktu 2,5 bulan ini namun ternyata pada akhirnya merasakan kalau itu adalah waktu ideal dan sangat cukup. Angkat topi untuk  StuNed Scholarship Team yang telah mengelola kami para awardee dengan sangat baik. Tidak butuh waktu lama sejak pengumuman hingga berangkat, dan 2,5 bulan pasti adalah waktu yang sudah diperhitungkan oleh StuNed team sebagai waktu yang ideal untuk mempersiapkan segalanya. Jadi untuk kalian yang sedang dalam proses melamar beasiswa ini, persiapkan mentalnya sejak sekarang ya, karena kurang dari 6 bulan lagi dari sekarang, kalian akan memulai proses studi di kampus yang kalian tuju, insyaAllah :)

Di bawah saya cantumkan juga screencapt timeline agenda yang saya lakukan di bulan Juli dan Agustus 2017 lalu,
Jadwal Bulan Juli 2017
Jadwal Bulan Agustus

Di bulan Juni, tidak banyak yang saya lakukan karena saat itu sedang bulan ramadhan. Hanya ada satu agenda yang wajib diikuti oleh awardee StuNed pada bulan Juni, yaitu welcoming session yang dilaksanakan sekitar pertengahan Juni. Nah, jadwal yang saya cantumkan di atas pun tidak semuanya berjalan sesuai rencana. Manusia berencana, Allah yang menentukan kan? Tapi yang berbeda, hanya part les bahasa, saya pada akhirnya tidak mengikuti les bahasa yang disediakan untuk awardee karena beberapa alasan yang memang tidak memungkinkan saya untuk berada di Jakarta selama 2 minggu untuk mengikuti les tersebut. Agenda lainnya masih sesuai rencana, alhamdulillah :)

Sesuai janji saya di awal tulisan, saya cantumkan juga link blog dan vlog beberapa awardee StuNed yang menceritakan proses saat melamar beasiswa ini, di antaranya:
1. Alif Hanan Edris, StuNed Awardee 2017, master student at University of Groningen
2. Agustin Capriati, StuNed Awardee 2015, alumna of Wageningen University and Research
3. Vira Cania Arman, StuNed Awardee 2016, alumna of VU Amsterdam


Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat! Mohon doanya yaa saya besok akan memulai perkuliahan periode 4 ^^
Dank u wel 😎

18 Februari 2018 8.00 waktu Belanda
Ditulis di Bornsesteeg 14CX, Wageningen, saat suhu sedang -3 derajat celcius.

Komentar

  1. Assalamulaikum
    Hai Mbak Elvira
    Saya Ucapkan selamat sudah mendapat beasiswa-sukses melewati 180 hari di Belanda, Great Job Mbak. Saya pengen sekali rasanya menyusul mbak ke WUR hehe

    Jika diperbolehkan apakah bisa sy memohon Mbak Elvira untuk proofread motivation statement sy untuk aplikasi Stuned tahun 2018 ini ? jika berkenan bisa saya kirim kemana kah essay tsb Mbak? Terimakasih atas perhatiannya, semoga hari-hari kedepan semakin baik untuk Mbak

    Wassalam
    Unun

    BalasHapus
  2. Wa'alaikumussalam Mbak. Terima kasih banyak untuk doanya :)
    Semoga tercapai juga harapan Mbak Unun untuk menempuh studi di WUR, aaamiin insyaAllah.
    Silakan Mbak, bisa kirim via email ke elvirarachmawati@gmail.com / elvira.rachmawati@wur.nl. Veel succes!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah saya kirim kan essay nya. Terimakasih sekali Mbak Elvira atas bantuannya

      Hapus
  3. Terimakasih atas postingannya ya ka. Sangat membantu sekali. Insyaallah saya juga akan kuliah di WUR pada September ini dengan beasiswa StuNed juga.

    Saya ingin bertanya, jadi apakah akte yang sudah dilegalisasi akan ditanyakan ketika sudah tiba di WUR? Karena saya bingung apakah akan melakukan legalisasi akte atau tidak karena domisili saya juga diluar Jakarta.

    Terimakasih ka :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Subhan_Space, salam kenal :)

      Wah selamat yaa sudah lolos StuNed di WUR. Kalau kata Bu Indy, you deserve it!
      Perihal akta kelahiran, kalau case saya, sama sekali tidak dicek, tapi ada juga teman seangkatan saya yang dicek saat proses enrollment. Setau saya, sejak tahun lalu aturannya memang sudah berubah, akta legalisasi tidak lagi menjadi persyaratan. Tapi pada faktanya ya itu tadi, ada saja yang tetap kena random check. Kasusnya teman2 angkatan Sept 2017 semuanya tetap menyiapkan legalisasi akta meski aturannya sudah berubah, jadi dari kami alhamdulillah tidak ada yang bermasalah meskipun kena random check.
      Baiknya mungkin dari temen2 yang akan intake Sept 2018 ini menanyakan langsung ke SSC WUR perihal akta ini agar ada pernyataan yang resmi dari kampus yang bisa dijadikan pedoman atau acuan ketika nanti melewati proses enrollment di WUR.

      Sukses yaa. Salam untuk temen2 StuNed-WUR. Sampai ketemu nanti di Belanda :)

      Hapus
    2. Terimakasih ka buat informasinya, salam kenal kembali :)
      Kalau begitu, saya akan tanya langsung ke SSC WUR. Kalau saya bingung, boleh ya ka saya tanya-tanya lagi. hehehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Datang ke Dunia, Anak Kedua Kami!

Thank you so much, 2020!

Tak Ternilai Harganya...