Catatan: Separuh Perjalanan bersama Keluarga Ksatria Jakpus BEM KM IPB 2013

Kondisi Pelayanan Kampus IPB untuk Mahasiswa: Aku Ingin Senyuman-“mu”

Mahasiswa dan kampus merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tidak ada kampus tanpa mahasiswa dan tidak ada mahasiswa tanpa kampus. Keduanya menjadi sebuah struktur padu yang (diharapkan) membentuk simbiosis mutualisme sehingga kelak kampus tersebut akan mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas dan dapat mengemban tanggung jawab untuk memajukan Indonesia

Salah satu kampus yang dapat dikatakan merupakan kampus berkualitas di Indonesia adalah Institut Pertanian Bogor (IPB). Kampus ini terkenal sebagai ‘kampus rakyat’ karena pluralisme mahasiswa yang ada di dalamnya. Semua mahasiswa yang terpilih mulai dari lapisan ekonomi atas hingga lapisan ekonomi bawah, dengan corak kultur yang beragam pula mulai dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia, berada dalam naungan institusi ini, dengan satu tujuan bersama, yaitu: mengambil ilmu sebanyak-banyaknya untuk kemudian dapat memberikan kontribusi sebanyak-banyaknya kepada masyarakat luas.

Mahasiswa tentunya memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi berkaitan dengan status yang disandangnya tersebut. Kewajiban meliputi kesadaran dari mahasiswa untuk dapat menaati peraturan dan tata tertib kehidupan kampus serta segala macam keperluan administrasi yang ditentukan oleh kampus. Sebagai timbal balik dari pemenuhan kewajiban oleh mahasiswa tersebut, maka sudah sepatutnya mahasiswa pun mendapatkan pemenuhan haknya dari pihak kampus. Pelayanan kemahasiswaan yang diberikan tentu harus optimal untuk menunjang kehidupan mahasiswa.

Berbicara mengenai pelayanan mahasiswa, memang sudah menjadi kewajiban institusi untuk dapat memberikannya secara optimal. Namun, hal tersebut tidak lantas berarti bahwa hanya institusi yang wajib memberikan pelayanan kepada para mahasiswa. Sebagai manusia yang memiliki rasa peka serta kepedulian terhadap sekitar, maka kita pun selaku mahasiswa patut memberikan pelayanan kepada sesama sesuai dengan kapasitas kita. Namun tidak semua orang mau melakukan hal tersebut karena berbagai alasan. Di IPB ini, fungsi pelayanan mahasiswa oleh mahasiswa diembankan secara formal melalui sebuah lembaga kemahasiswaan yang bernama Badan Eksekutif Mahasiswa, yang secara khusus ditangani oleh sebuah Kementerian atau Divisi yang dinamakan Kementerian Kebijakan Kampus yang memiliki tugas pokok dan fungsi diantaranya:
  • Melakukan kajian dan penyikapan terhadap isu-isu seputar kampus terutama yang berhubungan dengan kebutuhan mahasiswa demi terciptanya kesejahteraan mahasiswa
  •  Melakukan fungsi pelayanan terhadap kebutuhan dan kesejahteraan mahasiswa IPB (Misalnya: Pokja SPP, Beasiswa Mahasiswa IPB (dari sesama mahasiswa IPB, donatur, dan alumni IPB)
  • Memberikan rekomendasi kebijakan versi mahasiswa kepada rektorat sebagai wujud konkrit memberi solusi atas permasalahan dan tantangan kampus
  • Berkoordinasi dengan BEM Se-IPB dan MWAUM
  • Melakukan pencerdasan dan meningkatkan awareness mahasiswa terhadap isu-isu seputar kampus
Perjalanan Kementerian Kebijakan Kampus (Kemenjakpus) pada kabinet BEM KM IPB 2013 yang telah berlangsung hampir 8 bulan dalam melakukan fungsi pelayanan tersebut telah sampai pada beberapa pencapaian. Sejak awal terbentuk pada Februari lalu, Kemenjakpus berusaha mengadvokasikan berbagai masalah dan keluhan mahasiswa IPB yang mengalami kendala dalam hal pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa aktif IPB. Sebelumnya pun berbagai persiapan dilakukan oleh Kemenjakpus untuk dapat membantu mahasiswa dengan maksimal dalam masa KRS ini, seperti melakukan kunjungan atau audiensi kepada Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi atau DKSI IPB, serta kunjungan langsung kepada Direktorat Administrasi dan Pendidikan atau Dit. AP IPB. Tahun ini, KRS IPB mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam hal pengisian KRS karena berbagai masalah yang biasanya dialami oleh para mahasiswa berkurang dari semester sebelumnya.

Kemenjakpus pun mencoba melakukan pengawalan terhadap kuota mahasiswa baru angkatan 50 agar tidak terjadi pelonjakkan jumlah mahasiswa seperti yang  dialami oleh mahasiswa IPB angkatan 49 yang kuotanya sangat jauh melebihi kuota maksimal, yakni mencapai 4000 mahasiswa, sehingga imbas dari kelebihan kuota tersebut terutama dirasakan ketika mahasiswa baru memasuki asrama dan harus berdesakan di dalam asrama yang jumlahnya terbatas. Pengawalan dilakukan dengan melakukan audiensi ke Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, untuk memastikan jumlah ideal mahasiswa yang dapat diterima IPB, serta kajian-kajian dan survey langsung ke asrama TPB IPB. Meskipun pada akhirnya mahasiswa angkatan 50 yang masuk ke IPB berjumlah 3.782 mahasiswa, dan melebihi kuota ideal yang hanya berkisar antara 3.400-3.600 mahasiswa.

Bentuk pelayanan lainnya yang telah dilakukan oleh Kemenjakpus adalah pelayanan Pokja SPP yang dilaksanakan pada masa pembayaran SPP, untuk membantu para mahasiswa yang mengalami kesulitan pembayaran. Kemenjakpus membuat tim Pokja Se-IPB lalu berusaha menyaring berbagai keluhan serta permasalahan yang terjadi di tataran fakultas, serta mencoba menjalin hubungan vertikal ke pihak Ditmawa untuk mengadvokasikan mahasiswa yang mengalami kesulitan tersebut.

Kemenjakpus berusaha membangun hubungan dengan para petinggi atau pengambil kebijakan di IPB, serta berusaha menjadi jembatan penghubung diantara mahasiswa dan para petinggi IPB untuk dapat menyalurkan aspirasi mahasiswa untuk IPB, melalui sebuah forum terbuka seperti Kaskus dan Dialog Terbuka. Tak kalah penting adalah upaya menjaring aspirasi diantara sesama mahasiswa melalui forum mahasiswa, baik dalam tataran Komti kelas, Omda, ketua UKM, dan yang lainnya.

Masih banyak lagi upaya pelayanan mahasiswa yang telah dilakukan oleh Kemenjakpus, sebagai salah satu langkah yang tentunya bertujuan untuk membantu mewujudkan IPB sebagai kampus yang “Searching dan Serving the Best”. Namun, yang harus menjadi titik perhatian bukanlah pada apa yang telah dilakukan oleh Kemenjakpus, melainkan apa yang harus dilakukan oleh Kemenjakpus sebagai sebuah lembaga formal yang bertugas dalam fungsi pelayanan, karena dalam kehidupan mahasiswa, permasalahan tidak hentinya terjadi dan terus bergulir, sehingga sudah menjadi hal yang pasti bagi mereka yang khususnya memegang fungsi tersebut untuk tetap siaga serta tanggap untuk dapat menangani setiap permasalahan yang terjadi.

Ketika menjadi bagian dari Kemenjakpus, artinya kita harus siap untuk menjadi pelayan para mahasiswa, khususnya mahasiswa IPB yang jumlahnya lebih dari 20.000 mahasisa. Passion, totalitas, serta semangat berbagi yang tinggi perlu ditanamkan untuk mewujudkan hal tersebut, seperti apa yang menjadi motto dari BEM KM IPB 2013, “Fun, Fight, and Share”, karena pada dasarnya sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Kecintaan serta kepedulian terhadap almamater pun perlu ditanamkan untuk meraih sebuah hasil optimal dari usaha yang kita lakukan.

Seiring perjalanan Kemanjakpus, ada hal yang perlu kita sadari, yaitu adanya waktu yang tidak dapat kita hentikan. Dan dalah hal yang miris keika waktu telah mencapai titik klimaks, namun kita masih belum dapat meninggalkan sesuatu yang manis untuk IPB kita, untuk teman kita. Perlu kita sadari pula bahwa sebuah perjuangan yang kita lakukan, belumlah selesai jika hanya berakhir pada notulensi-notulensi rapat, coretan-coretan di buku catatan, ataupun hanya sekedar pembicaraan di ruang-ruang rapat, namun hal-hal tersebut harus dapat kita sampaikan kepada ‘ayah’ dan ‘ibu’ kita di “Gedung Segitiga” kebanggaan kampus kita. Selesai sampai di sana kah? Oh tidak! Ada sebuah fungsi yang begitu penting, yang jika fungsi ini tidak berjalan maka sama saja dengan menyia-nyiakan usaha-usaha yang telah kita lakukan, yaitu fungsi follow up.

Terakhir, mengutip sebuah perkataan ketika rapat berlangsung, yaitu “Care to Friends and Respect to Campus”, tinggal ‘beberapa’ jam lagi sebelum amanah ini berakhir, maka tentunya belumlah terlambat untuk menanamkan makna dari kutipan tersebut. Tidakkah kau bahagia ketika kau lihat puluhan ribu senyum bahagia ataupun tangis haru teman kita terpancar di wajahnya, tatkala kita telah berhasil meninggalkan ‘sesuatu’ yang manis untuk mereka? Percayalah bahwa senyuman itu adalah bayaran untuk segala macam pengorbanan yang telah kita lakukan, untuk kampus kita, untuk teman kita.
Wallahu’alam

Salam Cinta
Elvira Rachmawati


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Datang ke Dunia, Anak Kedua Kami!

Thank you so much, 2020!

Tak Ternilai Harganya...