Roket itu Bernama StuNed (Studeren in Nederland)

Goedemorgen all!

Jeda beberapa menit setelah menyelesaikan tulisan sebelumnya, diselingi sarapan kecil berupa oatmeal, pisang, dan chocomel, lanjutlah kembali jari ini menulis satu tulisan yang sudah lama ini menggelayut di pikiran untuk segera dirampungkan. Ohya ngomong-ngomong sarapan, biasanya saya masak nasi sama menu-menu sederhana sih. Tapi, kalau sekarang masak, tulisan ini belum bisa selesai segera :( Jadilah sarapan dengan yang ada di kamar. Ada patmeal yang dikasih Ines (makasih Iness!), chocomel, dan pisang yang dibeli di Jumbo (sebuah supermarket di dekat housing [re: kosan]). FYI, chocomel ini katanya susu paling enak versi orang Indonesia di Belanda, tapi mungkin ada yang lain yang lebih enak cuman saya belum eksplor terlalu jauh sih soal makanan atau minuman.

Sarapan! *susunya kebanyakan*

Mungkin bisa jadi saya tidak akan tau rasa chocomel Belanda seperti apa kalau Allah tidak memberikan saya kesempatan untuk menginjakkan kaki di sini untuk melanjutkan studi melalui sebuah beasiswa. Tapi lagi-lagi, ridho orang tua dan kehendak Allah membawa saya ke sini, ke Wageningen University and Research di sebuah kota kecil di Belanda, Wageningen. Sekecil apa sih Wageningen? Hmm sebagai bayangan, bisa bandingkan kecamatan Dramaga di Bogor dengan Wageningen. Luas kecamatan Dramaga = 24,37 km2 dan luas Wageningen = 32,36 km2. Kebayang kan? :)

Berbicara tentang biaya kuliah di Wageningen University, tiap tahunnya saya harus membayar tuition fee kurang lebih sekitar 16.800 euro atau setara dengan Rp 268.800.000 (asumsi 1 euro = Rp 16000). Tanggal 4 Mei 2017, saya dikirim sebuah email dari WUR yang berisi rincian tuition fee tersebut, dan tertulis bahwa saya harus mentrasfer sebelum 1 July 2017 jika aku ingin kuliah bulan September 2017 ini. Nominal ini sama sekali bukan uang yang kecil. Dan saat itu, saya belum mendapatkan beasiswa apapun untuk menanggung itu semua. Tak terlalu menjadi pikiran sih pada saat itu, toh saya sedang menunggu pengumuman beasiswa dan masih berusaha apply beasiswa yang lain pula. Jadi maksimalkan saja usaha dan doanya. 

Hingga kemudian, Jumat 2 Juni 2017, sekitar pukul 11.55 siang, saat itu saya sedang berada di rumah di Garut, dan bertepatan dengan 7 Ramadhan 1438 H, saya membuka email masuk di hp. Dan, subject email tersebut adalah:

StuNed Scholarship Programme 2017 Selection Outcome ...

Subject email secara keseluruhan belum dapat saya baca karena terpotong. Tapi saat itu saya sama sekali tidak diberi kekuatan untuk membuka email tersebut. Padahal sebetulnya hanya satu klik maka saya bisa melihat secara lengkap apa yang tertulis di layar itu. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat dhuhur terlebih dahulu. Sejujurnya, seluruh tubuh ini gemetaran tak henti semenjak air wudhu membasahi telapak tangan hingga telapak tangan ini menengadah memohon doa pada Allah setelah sholat untuk dua hal:
-  Jika ini rejeki saya, kuatkan saya menghadapinya hingga saya menyelesaikan studi nanti
- Jika ini bukan rejeki saya, kuatkan saya untuk bangun bangkit dan berlanjut pada rencana-rencana alternatif lain yang sudah disusun 
*gemetar dan sensasinya saya rasakan kembali saat saya mengetik kalimat di atas*

Hingga kemudian, sekitar pukul 12.19 saya membuka email keseluruhan. Dan, yang saya cari pertama kali dalam email tersebut adalah kata "NOT". Namun sampai bagian penutup email saya tidak menemukan kata itu. Hingga akhirnya saya membaca secara seksama berkali-kali isi email tersebut. Dan, MasyaAllah, Allahuakbar, tertulis jelas bahwa saya menjadi penerima dari beasiswa StuNed untuk Master Programme 😥😥😥. Saya spontan memeluk adik kecil saya yang baru pulang sholat Jumat sambil menangis tapi dia hanya kebingungan kenapa si tetehnya ini menangis. Lalu mencubit pipi karena khawatir ini mimpi *ini betulan dicubit*. Dan kemudian Mamah yang baru saja tiba di rumah saat saya sedang menangis langsung saya peluk dan saya kabarkan kabar bahagia ini. Yup, bagian dramatis mengharu biru sedang berlangung di sesi ini :D

ps: sebenernya di subject email sudah tertulis: "StuNed Scholarship Programme 2017 Selection Outcome for Master Programme - Congratulation", sudah ada kata Congratulation di situ. Tapi karena saya membuka di HP dengan layar yang kecil, jadilah bagian Congratulation itu tidak nampak. Hikmahnya, mungkin Allah ingin saya berdoa dan berpasrah dulu sepasrah-pasrahnya menanti takdir Allah yang sebenarnya sudah di depan mata namun masih bisa menjadi misteri yang berubah dalam sepersekian detik atas kuasaNya


Email pengumuman StuNed
___

Itulah sedikit (tapi banyak) cerita saat momen pertama saya menjadi penerima beasiswa StuNed. 
Dan ada yang bertanya bagaimana saya bisa mendapatkannya? Pada bagian ini saya akan menjelaskan sedikit proses yang saya jalani saat pendaftaran hingga pengumuman hasil seleksi StuNed Scholarship Programme 2017.

Perlu diketahui bahwa perjalanan setiap awardee StuNed untuk mendapatkan beasiswa ini tentulah bermacam-macam, sehingga satu tulisan ini tidak akan pernah bisa menjadi tolak ukur ataupun standar supaya kelak kamu bisa menjadi penerima beasiswa ini. Namun, harapannya, melalui tulisan ini, bisa menjadi sumber informasi berdasarkan pengalaman pribadi yang kelak bisa menjadi motivasi bahwa siapapun bisa bermimpi dan bisa menggapai mimpi itu, terutama dalam hal ini mimpi untuk menimba ilmu Allah di luar ibu pertiwi. 


Beasiswa StuNed itu apa?
Bagian ini saya kutip dari situs: http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/stuned
StuNed, Studeren in Nederland, atau studi di Belanda, adalah program beasiswa yang bertujuan membantu pembangunan Indonesia melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. 
Penerima beasiswa dapat mengikuti program studi internasional dalam bahasa Inggris, yaitu: master course, short course, atau tailor made training. --> program yang saya dapatkan adalah Master Course
Program StuNed merupakan bagian dari kerja sama bilateral pemerintah Belanda dengan Indonesia yang tercantum dalam Multi Annual Policy Framework (2014-2017). yang meliputi  bidang-bidang prioritas, yaitu:
Perdagangan Internasional, Keuangan dan Ekonomi (International Trade, Finance and Economics), Transportasi, (Agro) logistik dan Infrastruktur (Transport, (Agro)logistics and Infrastructure), Keamanan dan Penegakan Hukum (Security and Rule of Law), Air (Water), Agro-Pangan dan Hortikultura (Agro-Food and Horticulture), Manajemen Kesehatan (Health Management). --> Ini bidang prioritas untuk 2014-2017, untuk 2018 bisa jadi berubah tapi bisa juga tidak berubah, jangan lupa tahun depan cek bidang prioritasnya sebelum mendaftar :)
StuNed menitikberatkan pada pengembangan dan meningkatkan-kapasitas individu dan institusi dalam rangka mendukung bidang-bidang tersebut dan memperkuat hubungan bilateral Belanda dan Indonesia.
Jadi, singkatnya, kalau menurut bahasa saya, StuNed adalah beasiswa dari pemerintah Belanda yang diperuntukkan bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi (master ataupun short course) ataupun training di Belanda. Beasiswa ini dikelola oleh Nuffic Neso, yang merupakan kantor perwakilan Nuffic, organisasi non profit di Belanda yang ditunjuk resmi menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan dan didanai oleh pemerintah Belanda  (http://www.nesoindonesia.or.id/home/tentang-nuffic-neso-indonesia/organisasi). 

Persyaratan yang diperlukan untuk mendaftar beasiswa ini antara lain: 
1. WNI, tidak ada batas umurnya, 
2. Harus sudah memiliki LoA unconditional dari kampus di Belanda dan intake perkuliahan bulan September pada tahun pendaftaran
3. Pendidikan terakhir S1/D4 dengan IPK di atas 3,00
4. Harus sudah memiliki izin sekolah bagi pendaftar yang sedang bekerja di suatu instansi, dibuktikan dengan surat keterangan yang formatnya sudah disediakan oleh StuNed
5. Memiliki kemampuan bahasa Inggris berupa TOEFL Internet Based Test (IBT) dengan skor minimal 80, atau IELTS minimal 6.0

Info prosedur pendaftaran tahun 2017 bisa diakses melalui:

Ketika saya mengikuti Welcoming Session untuk semua awardee StuNed 2017, dikatakan bahwa jumlah pendaftar StuNed mencapai 860-an orang dan yang diterima untuk tahun 2017 ini adalah 61 orang. Jumlah pendaftarnya dari tahun ke tahun memang selalu mengalami peningkatan. Dan di tahun 2017 ini dikabarkan pendaftarnya meningkat pesat. Mungkin bisa jadi salah satunya karena sistem baru yang diberlakukan oleh pihak penyeleksi StuNed di tahun 2017 ini, yaitu sistem pendaftaran online.
3 hari setelah menerima email pengumuman

Bagaimana saya mendapatkan beasiswa StuNed?

Ini pertanyaan yang sejujurnya saya tidak memiliki jawaban baku kenapa saya dapat beasiswa ini, semuanya atas izin dan kuasa Allah :D
Namun, jika mengutip perkataan Ibu Indy Hardono (Team Coordinator Scholarships at Nuffic Neso) saat Welcoming Session, bahwa kami para awardee mendapatkan beasiswa ini bukan karena keberuntungan, tapi karena "You deserve it", begitu bahasa beliau. Lagi-lagi, ini amanah yang diberikan Allah dan saya (pasti harus) mampu melaksanakan amanah ini dengan baik hingga selesai nanti. 
Yang dimerahin itu saya :D


Di bagian ini, mungkin akan saya ceritakan bagaimana proses saya ketika mendaftar beasiswa StuNed. Pertama kali mendengar beasiswa ini adalah ketika melihat teman satu angkatan di IPB, Adzkia, memposting fotonya di Wageningen dan tertulis bahwa Adzkia bisa berkuliah di sana karena beasiswa StuNed. StuNed? Beasiswa apa itu? Pikir saya waktu itu. Hingga kemudian saya googling dan mendapatkan sedikit gambaran apa itu beasiswa StuNed. 

Akhirnya, sekitar awal Februari 2017 beasiswa ini resmi dibuka. Saya mulai membuka formulir pendaftaran yang disediakan di website Neso Indonesia dan mulai menuliskan persyaratan yang harus saya penuhi. Semua persyaratan tersebut harus diisi secara online di halaman yang disediakan. Terhitung sejak sekitar bulan Maret, setelah dapat LoA dari Wageningen saya mulai menyicil persyaratan lainnya. Saat masa-masa pendaftaran, begitu banyak desas desus dan kabar bahwa beasiswa StuNed ini biasanya mencari dia yang memiliki IPK tinggi atau IELTS di atas 7. Tapi saya menutup telinga dari desas desus tersebut. Toh tidak pernah ada data resmi yang membuktikan itu semua. Bagi saya, lebih baik memfokuskan diri pada persiapan sebaik-baiknya lalu submit pendaftaran dan tunggu hasilnya dalam doa dan kepasrahan. 

Ohya, perihal alur seleksi, beasiswa StuNed di tahun saya mendaftar dan tahun-tahun sebelumnya, memiliki alur yang singkat, yaitu satu tahap berupa seleksi administrasi. Tidak ada wawancara untuk beasiswa StuNed. Seringkali ada yang bilang, "Wah enak ya kak gampang dong seleksinya gak ribet, cuman berkas aja". Hmm, gak ada yang gampang kalau mau kuliah gratis, mau di dalam atupun di luar negeri hihi. Intinya kita butuh usaha dan doa, selalu itu! Justru, karena hanya ada satu tahap berupa tahap administrasi, kita jadi harus menggambarkan profil diri kita secara komprehensif melalui sebuah tulisan. Dan perlu waktu ekstra untuk menciptakan itu semua :D

Hal yang harus saya persiapkan untuk StuNed ini antara lain:

1. LoA unconditional dari Wageningen University and Research 
Butuh waktu sekitar 1 bulan untuk mempersiapkan pendaftaran ke WUR hingga kemudian mendapatkan LoA unconditional. Ingat, harus LoA unconditional dari kampus Belanda dan intake pada bulan September di tahun yang sama dengan tahun pendaftaran beasiswa StuNed. 

2. Memilih program yang sesuai dengan priority sector StuNed
Sebagus apapun profil diri kamu, jika program yang dipilih tidak relevan dengan priority sector StuNed, maka semakin kecil kemungkinan untuk diterima (buka tidak mungkin lho ya). Untuk tahun 2017, bidang studi yang bisa dipilih bisa dilihat di http://www.nesoindonesia.or.id/files-and-image/files/MCandSCexamplesStuNed.pdf

Saya sendiri memilih Plant Sciences di WUR dan sudah tertulis dengan jelas bahwa Plant Sciences merupakan salah satu priority sector untuk StuNed

3. Personal information
Informasi dasar berkaitan dengan diri kita (nama, alamat, ttl, dll)

4. Background pendidikan S1 (dibuktikan oleh scan ijazah dan transkrip)

5. Bukti kemampuan b. Inggris - saya menggunakan IELTS (scan sertifikat)

6. Present employment (pekerjaan saat ini)
Bagian ini hanya diisi jika kita sedang bekerja. StuNed tidak mewajibkan para pendaftarnya untuk memiliki pengalaman kerja yang artinya fresh graduate diperbolehkan untuk mendaftar. Saat mendaftar StuNed, saya berstatus sebagai staf Departemen Program di Indonesia Bangun Desa. Saya jelaskan apa responsibility saya di posisi ini, beserta profil tempat saya berkerja dan juga bukti bahwa atasan saya memberikan saya izin untuk berkerja

7. Previous employment (pengalaman kerja sebelumnya)
Bagian ini saya isi dengan pengalaman ketika saya menjadi asisten beberapa mata kuliah di kampus, pengalaman menjadi tour guide di sebuah lokasi agroedutourism, serta pengalaman ketika terlibat dalam sebuah projek pembuatan sebuah buku. 

8. Community experience
Di sini saya jelaskan bersama bukti (sertifikat, surat keterangan, dan foto) bahwa saya pernah terlibat dalam aktivitas sosial kemasyarakatan yaitu: Gerakan Cinta Anak Tani, One Day One Thousand, dan juga fasilitator LPPM IPB. 

9. Publication
Di bagian ini perlu saya lampirkan abstrak dan link dari setiap publikasi yang pernah saya buat. Saya melampirkan publikasi berupa prosiding ilmiah, besera PKM Gagasan Tertulis yang lolos didanai Dikti. 

10. Awards
Saya menuliskan award berupa Mawapres Departemen Proteksi Tanaman tahun 2015, Outstanding grade in Bakti Nusa Scholarship 2017, dan Best GPA in Plant Protection Department tahun 2012, disertai berbagai bukti yang didapatkan (sertifikat)

11. Motivation Statement (500 word max)
Bagian inilah yang menurut saya paling menguras waktu dan pikiran. Bagaimana membuat sebuah tulisan yang komprehensif tentang: 1) The reason why you apply for the chosen program 2) Your professional goals and how you intend to apply your study to Indonesian development 3) And, in general, what makes you the best candidate for this scholarship dalam 500 kata. 

Saya ceritakan tiga hal yang diminta tadi sesuai dengan apa yang memang saya mau dan saya pikirkan selama ini. Yang menjadi tantangan adalah batasan kata, sehingga saya harus memilih diksi yang sesuai dan dapat menggambarkan sejelas mungkin dalam tulisan singkat tersebut. 

Setelah semua berkas tersebut terkumpul, tinggal submit saja di halaman formulir online pendaftaran StuNed lalu dilanjutkan dengan berdoa menunggu hasilnya :D

Semua paparan di atas adalah berdasarkan pada apa yang saya alami pada saat saya mengikuti seleksi StuNed tahun 2017 ini. Syarat dan ketentuan tentu bisa berubah sewaktu-waktu. Jadi, jangan pernah malas cari informasi kalau emang mau studi lagi, apalagi kalau mau gratis sekolah. Maka, doa semangat dan usaha keras kitalah yang akan membayar biaya kuliah kelak :)

nb lagi: jangan jadikan apa yang saya sampaikan di sini sebagai tolak ukur agar kamu berhasil kelak. Kita punya ke-khas-an masing-masing. Kamu 'cantik' dengan caramu, begitu pun saya. 

Dan lagi, sesungguhnya, modal kita untuk melanjutkan studi dan mencari beasiswa bukanlah apa yang kita upayakan saat pertama kali les IELTS, misalnya. Atau saat pertama kali kita merasa ingin memfokuskan diri untuk serius mempersiapkan diri kuliah dan mencari funding. Bukan hanya sebatas pada sertifikat IELTS yang sudah ada di tangan kita. 

Tapi, modal kita adalah apa yang sudah kita lakukan selama ini. Secara kasat mata, mungkin bisa saja orang menganggap bahwa perjuangan saya dimulai September tahun lalu ketika pertama menginjakkan kaki di Pare. Tapi modal dan perjuangan itu ternyata telah berlangsung sejak asaya duduk di  hari pertama kuliah S1 dan belajar, hingga bisa mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi di jurusan saya, atau ketika saya duduk di tingkat 2 dan memutuskan bergabung bersama Gerakan Cinta Anak Tani. Atau bahkan mungkin jauh sebelum itu, hanya saja saya yang tidak menyadarinya.
Jika saja saya memutuskan tidak melakukan apapun saat saya berada di hari pertama kuliah, atau ketika tingkat dua perkuliahan S1, maka apa yang akan saya tulis di formulir pendaftaran StuNed? 

Poinnya adalah, apa yang kita miliki sekarang adalah modal utama, yang tentunya perlu ditunjang oleh modal-modal tambahan lainnya. Agar laju roket mimpi ini semakin kencang membawa kita sampai pada apa yang kita sebut titik tempuh pertama, dan kemudian kembali melaju menuju titik tempuh selanjutnya.

Selamat berjuang! 💗
__


Melalui tulisan ini, saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama perjalanan panjang saya, yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. I am nothing without all of you. Semoga Allah berikan balasan kebaikan berlipat atas segala kebaikan yang telah diberikan oleh keluarga dan teman-teman untuk saya.

Terima kasih untuk para guru di Masjid Miftahul Ulum, TK Al Hidayah, SDN Mandalasari IV, SMPN 1 Kadungora, SMAN 2 Garut, serta para dosen sekaligus guru di Institut Pertanian Bogor, terkhusus Departemen Proteksi Tanaman, yang telah berjasa besar dalam berbagai proses pendewasaan diri

Terima kasih untuk Nuffic Neso yang telah mempercayakan saya menerima amanah sebagai awardee StuNed Scholarship Programme di tahun 2017. Semoga saya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia dengan apa yang akan saya dapatkan dari pengalaman berharga ini.

Terima kasih untuk Mamah, Bapak, Egi, Evan, untuk segala doa dan semangat yang selalu mengalir.

Terima kasih Allah, atas limpahan nikmat yang selalu Kau berikan.

***



Let's connect:
elvira.rachmawati@wur.nl
elvirarachmawati@gmail.com
@elvirarachmawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Datang ke Dunia, Anak Kedua Kami!

Thank you so much, 2020!

Tak Ternilai Harganya...